Jilbab dan Abang None

"Jadi lo lepas jilbab?" Itu adalah pertanyaan yang paling sering dilontarkan pada saya ketika orang lain tau saya mengikuti ajang Abang None. Bahkan orang tua saya pun menanyakan hal yang sama. Mereka tetap mendukung sih, tapi dengan perasaan yang skeptis.

Dengan pengalaman seperti itu, berbekal dukungan dari sahabat-sahabat saya memutuskan untuk tetap mendaftarkan diri ikut pemilihan Abang-None Jakarta Pusat. Tahap pertama: FGD, diskusi dalam kelompok yang ditentukan oleh panitia. Tahap pertama lolos, maju ke tahap yang lebih mengerikan: wawancara!

Malam sebelum wawancara saya memutar otak. Cari dukungan kanan kiri, tanya sana sini untuk mencari jawaban dari si pertanyaan keramat itu. Pada hari wawancara saya berangkat dengan jawaban pamungkas di kepala.

Nomor urut saya dipanggil. Juri satu, juri dua, tiga, empat, lima....tidak ada satupun yang meminta saya untuk melepas jilbab. Mereka hanya menanyakan pengetahuan saya, pendapat saya mengenai isu-isu hangat dan mengenai lepribadian saya. Jilbab tidak disinggung-singgung. Kecele sih. All my effort to create such an earth-shattering answer gone to waste. But in a way it also relieve me. Apalagi waktu melihat foto saya terpampang bersama 29 orang lainnya yang terpilih menjadi finalis Abang None Jakarta Pusat tahun 2009.

Jilbab bukanlah halangan!

Jadi, Kamu tidak harus melepas jilbab untuk ikut ajang ini, bahkan untuk menang, ASALKAN kamu tidak memiliki pemikiran yang ekstrim apalagi ikut jadi teroris!

Now all you have to do is tidy up you jilbab, stand up straight, and blind them with your glow! Tunjukan semua potensimu karena AbNon tidak mencari cangkang yang cantik. AbNon is looking for 'the whole package'!

cheers

Fisqa Tasyara

Harapan I None Jakarta Pusat 2009