Ikutan Abang None?
Sebelumnya
sama sekali tidak pernah terlintas di pikiran saya ikutan Abang None. Saya merasa tidak
cocok mengikuti kontes-kontes yang berkaitan dengan fisik dalam
penilaiannya. Saya tidak merasa cantik dan memiliki tubuh layaknya barbie;
tinggi semampai proporsional. Terlebih, saya takut gagal. Saya
merasa takut ditolak dan ditertawakan oleh orang-orang.
Hingga suatu hari, saya berdiskusi dalam sebuah rapat dengan seorang mentor saya di suatu organisasi pemuda.
"Jangan takut gagal, karena gagal adalah proses pembelajaran menuju keberhasilan."
Mungkin
kalimat tersebut sudah sering kita dengar, klise bagi sebagian orang
dan saya pada saat itu. Namun saya berpikir ulang mengenai makna dalam
kalimat tersebut dan seketika saya pun tersadar. Betapa bodohnya saya
takut untuk berkompetisi karena takut gagal. Saya tidak akan pernah tahu
sejauh apa kemampuan saya jika saya tidak mencoba. Selain itu, mengenai
pandangan orang jika saya gagal hanyalah sebuah sugesti diri yang tidak
lebih dari proses bullying kepada diri sendiri.
Maka,
di tahun 2012 saya bertekad akan mengikuti berbagai kompetisi untuk
menantang diri saya mengalahkan "pengecut" yang selama ini menguasai
pikiran saya. Saya memulainya dengan mengikuti kompetisi Mahasiswa
Berprestasi di fakultas dengan dua orang teman baik saya. Kedua teman
saya meraih Juara 2 dan Juara Favorit, sedangkan saya hanya mencapai
finalis.
Saya gagal menjadi pemenang, tapi pelajaran yang saya dapat banyak sekali dari kompetisi ini. Saya belajar untuk melakukan sebuah kajian untuk menghasilkan karya tulis yang kebetulan saya ambil dengan tema Posyandu Lansia. Lalu saya juga belajar berbicara di depan publik mempresentasikan karya tulis saya, serta belajar memberanikan diri berkomunikasi dalam bahasa Inggris menjelaskan mengenai isu-isu sosial yang ada saat itu.
Saya gagal menjadi pemenang, tapi pelajaran yang saya dapat banyak sekali dari kompetisi ini. Saya belajar untuk melakukan sebuah kajian untuk menghasilkan karya tulis yang kebetulan saya ambil dengan tema Posyandu Lansia. Lalu saya juga belajar berbicara di depan publik mempresentasikan karya tulis saya, serta belajar memberanikan diri berkomunikasi dalam bahasa Inggris menjelaskan mengenai isu-isu sosial yang ada saat itu.
Di
bulan April, kedua sahabat saya tersebut mengajak saya mengikuti pemilihan Abang None Jakarta Pusat 2012. Saya tertegun, bingung apakah
saya harus mengikutinya atau tidak karena saya tidak percaya diri. Tapi,
saya sudah bertekad untuk mengalahkan segala pikiran negatif. Oleh
karena itu saya memberanikan diri mengirimkan formulir untuk
mengikuti pemilihan Abang None Jakarta Pusat 2012. Saya merasa cukup
nekat, karena kata orang-orang di luar sana, masuk Abang None Jakarta
wilayah Pusat itu susah. Saya tidak mempedulikan itu, dan tetap membulatkan
tekad untuk ikut berkompetisi.
Hari
pemilihan pun tiba, saya dan teman-teman menyiapkan diri. Setibanya di
kantor walikota Jakarta Pusat, kami berkenalan dengan banyak sekali
teman baru. Saya merasa bahkan jika tidak menjadi semifinalis pun,
bertambahnya teman-teman baru ini sudah sangat cukup membayar keberanian saya mengikuti kompetisi ini. Siapa yang menyangka
ternyata, saya dan kedua sahabat saya berhasil menjadi semifinalis.
Di
hari penjurian semifinalis untuk menjadi finalis, saya menghadapi 7 orang
juri. Memang benar jika kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. Hal-hal yang saya pelajari di kompetisi Mahasiswa Berprestasi ternyata
sangat berguna saat menghadapi juri-juri dalam pemilihan Abang None Jakarta
Pusat. Saya pun berhasil menjadi seorang finalis, walaupun kedua sahabat
saya tidak. Kami tetap mendukung satu sama lain.
Menjalani
karantina, pelajaran demi pelajaran pun saya terima. Sangat banyak ilmu
baru yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari saya, walaupun profesi
saya kelak adalah sebagai dokter gigi bukan ingin menjadi seorang
entertainer. Selain itu, saya pun memiliki keluarga baru, baik itu
Ikatan Abang None Jakarta Pusat secara umum maupun personal dengan
angkatan saya.
Menjelang
malam final, saya merasa sangat senang sekali dengan segala proses yang
sudah saya lalui hingga dapat berada pada saat itu. Saya merasa menang
atau kalah sudah bukan masalah, saya menikmati segala yang saya terima
dari pemilihan Abang dan None Jakarta Pusat 2012. Namun ternyata saya
diberikan kepercayaan untuk menerima predikat Juara Harapan 1 None
Jakarta Pusat 2012. Puas dan bangga adalah perasaan saya, tentunya tidak
lupa saya bersyukur. Terpaan gosip bahwa karena muka saya oriental
tidak bisa meraih juara langsung terhapus, dan memang kami disini
dinilai secara fair tidak karena etnis ataupun agama.
Sudah selesai?
Tentu
tidak, selama setahun saya banyak melakukan tugas-tugas dan pembuatan
acara dengan berbagai tujuan. Contohnya adalah kami dari Ikatan Abang
None Jakarta Pusat 2012 beberapa kali menampilkan nandak/tari betawi di
mal-mal yang tujuannya untuk meningkatkan awareness pengunjung mal yang
didominasi oleh anak muda.
Kami juga berbagi dengan sesama, melakukan pemeriksaan kesehatan pada para lansia.
Kami juga mengenalkan tempat-tempat wisata serta budaya Jakarta melalui
Balada Kopaja 2013, lomba dengan konsep amazing race untuk pemuda
Jakarta.
Pintu
lain yang terbuka sejak saya menjadi seorang none adalah kesempatan
untuk bergabung dengan Teater Abang None dibawah Mpok Maudy Koesnaedi
langsung. Saya memiliki teman-teman Abang dan None lintas wilayah serta
angkatan yang bersama-sama tergabung dalam Teater Abang None.
Kami saat ini sedang menyiapkan pertunjukkan yang akan dipentaskan pada tanggal 5-6 Juni 2013 di Gedung Kesenian Jakarta dengan tema kebudayaan Betawi di jaman sekarang. Tujuan kami adalah untuk menyadarkan warga Jakarta bahwa kita jangan pernah melupakan kebudayaan kita sendiri. Saya bersyukur diberi kepercayaan untuk dapat memerankan sebuah peran dalam pertunjukkan ini. Hal ini tidak akan bisa terjadi jika saya tidak memberanikan diri mengikuti pemilihan Abang None Jakarta Pusat 2012 tahun lalu.
Kami saat ini sedang menyiapkan pertunjukkan yang akan dipentaskan pada tanggal 5-6 Juni 2013 di Gedung Kesenian Jakarta dengan tema kebudayaan Betawi di jaman sekarang. Tujuan kami adalah untuk menyadarkan warga Jakarta bahwa kita jangan pernah melupakan kebudayaan kita sendiri. Saya bersyukur diberi kepercayaan untuk dapat memerankan sebuah peran dalam pertunjukkan ini. Hal ini tidak akan bisa terjadi jika saya tidak memberanikan diri mengikuti pemilihan Abang None Jakarta Pusat 2012 tahun lalu.
Melihat pengalaman saya, masa kamu masih ragu untuk ikut pemilihan Abang None Jakarta Pusat 2013?
Cheers,
Nissia Ananda
Harapan I None Jakarta Pusat 2012
No comments:
Post a Comment